SEDANG DALAM TAHAP UJI COBA!!!

SENJATA / PISTOL YANG DI PERUNTUKKAN UNTUK MASYARAKAT

Akibat maraknya aksi kejahatan yang tergolong brutal di Ibukota belakangan ini, menyebabkan banyak anggota masyarakat yang mengajukan permohonan Izin Kepemilikan Senjata Api (IKSA). Seperti dilansir salah sebuah media cetak pada Januari 2003, dikabarkan permohonan izin untuk memiliki senjata (bagi kalangan sipil) meningkat belakangan ini, terutama untuk jenis Pistol Gas Air Mata.

Hanya saja prosedur yang dilalui cukup panjang, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi pemohon untuk dapat memiliki pistol gas air mata tersebut, misalnya bagi pemohon yang berstatus karyawan, harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Jabatan, Surat Pengangkatan, dan Surat Izin Dari Pimpinan Perusahaan.

Selain itu, khusus bagi yang berstatus karyawan, senjata gas hanya bisa dimiliki oleh mereka yang menduduki jabatan minimal sebagai Kepala Bagian / Manager.

Layaknya sebuah senjata api, Pistol Gas Air Mata juga mengeluarkan suara letusan yang cukup keras dan dapat mengejutkan pelaku kejahatan (dapat digunakan sebagai shock therapy) dengan harapan si pelaku kejahatan mengurungkan niatnya.

Pistol Gas Air Mata yang ditawarkan memiliki model yang beragam, salah satunya model Walther PP (Germany), yang meskipun memiliki design compact tetapi mampu menampung hingga 7 butir peluru Gas Air Mata, karenanya tipe ini cukup banyak diminati kendati harganya tergolong tinggi dibandingkan tipe - tipe lainnya.

Sangat berbeda dengan Pistol Gas Air Mata "Tempo Doeloe" yang berukuran besar, berisi 2 tabung gas, dan hanya mampu melepaskan gas air mata sejauh 3 sampai 5 Meter, disamping itu juga tidak mengeluarkan suara letusan.

Harga yang ditawarkan pun cukup tinggi, umumnya berkisar antara 20 sampai 30 Juta untuk jenis Pistol Gas Air Mata, dan antara 40 sampai 55 Juta untuk Pistol Berpeluru Karet (tergantung dari kualitas dan merk-nya). Dan harga tersebut sudah termasuk biaya pengurusan izin (yang harus diperpanjang setiap tahun).

Pistol Gas Air Mata : Memiliki Jarak Tembak Efektif antara 7 sampai 15 Meter.

Saat ditembakkan, pistol gas air mata akan mengeluarkan Ortho Chloro Benzyl Malonomitrile (sering disebut sebagai CS Powder Gas).

Zat ini (CS Powder Gas) dapat menimbulkan rasa sakit yang sangat pada mata, dan membuat pelaku kejahatan kehilangan pandangan selama 30 menit (buta sesaat) disamping terus menerus mengeluarkan air mata, juga mengalami iritasi pada kulit, dan rasa panas (terbakar) pada saluran pernafasan dan hidung.

Walaupun efeknya hanya sementara (tidak berakibat fatal), tetapi bila diarahkan langsung ke wajah dari jarak dekat (kurang dari 1 Meter) dapat menyebabkan cedera serius pada mata.

Pistol Peluru Karet : Efektif hingga 15 Meter. Dan dapat menimbulkan luka serius bila ditembakkan dari jarak dekat (kurang dari 7 meter).

Pemegang senjata jenis ini juga harus mahir menembak tepat sasaran, mengingat senjata ini dapat menimbulkan efek yang lebih berbahaya (dapat berakibat fatal) dibandingkan dengan peluru Gas Air Mata.


PARA PEMEGANG LISENSI SENJATA HANYA BOLEH MELETUSKAN SENJATANYA DALAM KEADAAN TERDESAK / TERANCAM JIWANYA (TIDAK ADA PILIHAN LAIN SELAIN MENEMBAK).

IKSA (Izin Kepemilikan Senjata Api) hanya berlaku selama 1 Tahun, dan harus diperpanjang setiap tahunnya. Untuk mendapatkan Izin Kepemilikan Senjata, baik senjata api ataupun senjata berpeluru karet & gas air mata, pemohon harus menjalani serangkaian tes, untuk menentukan apakah pemohon layak untuk memegang senjata.  Proses pengurusan surat izin umumnya memakan waktu 1,5 bulan (mengingat seleksi yang dilakukan tergolong ketat).

Syarat umum yang harus dipenuhi antara lain adalah :

   1. Lulus Test Psikologi
   2. Test Kesehatan (Mata)
   3. Lulus dalam Ujian Menembak
   4. Status Pemohon dan Bekerja Memenuhi Syarat
   5. Memiliki Track Record yang baik (tidak pernah terlibat dalam masalah kriminal).

PASUKAN ELITE TNI

PASUKAN ELITE TNI BERGERAK SECEPAT ANGIN

        Dalam bergerak, hendaknya secepat angin, dalam gerakan lambat hendaknya seanggun rimba belantara; Dalam  menggerebek dan menjarah mengganaslah seperti api: Dalam bertahan, bertahanlah sekukuh gunung; Dalam penyamaran, hendaknya Anda tak tertembus seperti gelapnya malam; Dan bila menyerang, Anda harus melanda seperti guntur.�? (Sun Tzu).

Tulisan Sun Tzu dalam buku Art of War yang dibuat sekitar 400 tahun sebelum Masehi itu bisa menafsirkan sosok pasukan elite. Laksana angin, pasukan elite hanya bisa dirasa khalayak tanpa menyentuh secara utuh wujudnya. Uraian sosok pasukan elite Indonesia berikut ini, meminjam istilah Nietzsche, hanyalah sebuah perspektif yang dibangun dari tempat ia berdiri dan memandang realitas.

Sat Gultor 81

          Satuan Penanggulangan Teror (Sat Gultor) 81 ini langsung berada di bawah komando dan pengendalian Danjen Kopassus. Manilik ke belakang, satuan ini merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan elite TNI Angkatan Darat. Ide awal pembentukan datang dari Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI Letjen LB Moerdani.

          Komandan pertama Sat Gultor 81 ialah Mayor Inf Luhut B Panjaitan dengan wakil Kapten Inf Prabowo Subianto. Kedua Perwira itu dikirim ke GSG 9  ( Grenzschutzgruppe 9) Jerman untuk mendalami penanggulangan teror kemudian melakukan perekrutan. Para calon prajurit satuan elite itu digembleng di Satuan Latihan Sekolah Pertempuran Khusus Batujajar. Akhirnya, satuan ini terbentuk pada 30 Juni 1982.

          Sat Gultor 81 dipimpin perwira menegah berpangkat Kolonel. Satuan superelite ini memiliki spesialisasi antibajak pesawat,  perang kota, intelijen dan kontraintelijen. Tidak ada keterangan jelas mengenai jumlah prajurit Sat Gultor 81 saat ini.

          Jenis senjata yang digunakan Sat Gultor 81 ialah Minimi 5,56 mm, MP5 9 mm, Uzi 9 mm, Beretta 9 mm, SIG Sauer 9 mm, dan beberapa jenis lagi seperti sniper , tidak terdeteksi.

          Operasi yang pernah ditangani pasukan ini dan terbilang sukes yaitu saat pembebasan 26 sandera yang ditawan GPK Kelly Kwalik di Irian Jaya pada 15 Mei 1996. Sebelumnya, peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981.

Datasemen Bravo 90

          Datasemen Bravo 90 atau Tim Bravo 90 merupakan detasemen elite Pasukan Khas (paskhas_, Angkatan Udara yang berintikan prajurit terbaik dari yang terbaik yang dimiliki Korps AU dan markas di Mako Korpaskhasau Lanud Margahayu, Bandung.

          Prajurit Tim Bravo diambil dari 10 terbaik lulusan pendidikan komando yang dilakukan selama lima bulan. Tidak cukup dengan itu , mereka masih harus melewati beberapa tes lagi. Personel Tim Bravo yang juga dikenal sebagai Special Forces of Indonesia Air Force (SFoIDAF) diperkirakan tak sampai 150 orang. Setiap regu berjumlah 11 orang.

          Tugas parukan elite ini menjalankan fungsi intelijen di bawah perintah Panglima TNI dengan bawah kendali operasi  (BKO) Bais dan terlibat dalam misi-misi gabungan TNI untuk mengamankan objek-objek vital Tim Bravo juga ditempatkan dalam datasemen-datasemen pengawal pribadi (walpri) untuk KSAU dan Presiden.

          Setiap anggota Tim Bravo dipersenjatai dengan scorpion model 61 kaliber 7,65 mm, minimi 5,56 mm, pistol Beretta 9 mm, pistol SIG Sauer 9 mm dan senjata sniper jenis G-3 sebagai satuan elite, sepuluh kualifikasi harus dikantongi personel Tim Bravo. Mulai dari Combat free fall, Haho, paralanjut olahraga, combat SAR, paradasar, dalpur.trimedia (darat, laut, udara) selam, tembak kelas I serta komando.

          Dalam melaksanakna operasinya Tim Bravo bergerak tanpa identitas, Bisa mencair di satuan-satuan Paskhas atau seorang diri layaknya dunia Intelijjen.

Denjaka

          Datasemen Jala Mangkara (Denjaka) milik Angkatan Laut (AL). Dibentuk berdasarkan instruksi Pangab (Panglima TNI) kepada Dankoramar No Isn.01/P/IV/1984. Pada tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.

          Denjaka terdiri dari satu markas datasemen, satu tim markas, satu tim teknik dan tiga tim tempur sebagai unsur pelaksana prajurut Denjaka ditutut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecapatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan tugas /operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.

          Setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan intelijen, taktik dan teknik antiteror, dan antisabotase, dasar-dasar spesialisasi, Komando kelautan dan keparaan lanjutan ini dilaksanakan setiap kurang lebih 5,5 bulan bertempat di jakarta dan sekitarnya.

          Dilanjutkan dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan  kemahiran kualifikasi Taifib dan Paska, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela driri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara, penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut, penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.

          Untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali minimi 5,56mm, MP5, pistol Beretta 9mm dan SIG Sauer 9 mm.

ISTILAH SATUAN MILITER DARI REGU SAMPAI DIVISI

REGU

        Regu adalah satuan militer terkecil dalam Bataliyon (Infanteri) yang terdiri minimal 20 personel.

        Komandannya berpangkat Sersan Satu atau Kopral Kepala senior (yang berpengalaman).

        Regu adalah bagian dari peleton.

PELETON

        Kesatuan militer di bawah Kompi yang terdiri dari beberapa regu (biasanya tiga regu),

        kekuatan personilnya kurang lebih 30 sampai 50 orang dan biasanya dipimpin seorang Letnan Dua.

        Posisi Komandan Peleton biasanya merupakan penugasan PERTAMA, bagi perwira yang baru lulus dari Akademi Militer (Angkatan Darat) dan Akademi Angkatan Laut (kecabangan Marinir).

KOMPI

        Kesatuan militer yang berada di bawah Batalyon terdiri dari beberapa peleton (biasanya tiga peleton)

        Kekuatan personilnya kurang lebih dari 180 hingga 250 orang. Biasanya dipimpin seorang Kapten.

        Dalam satuan infanteri, ada tiga macam kompi, yang disesuaikan dengan fungsinya, yaitu Kompi Senapan (Kipan), Kompi Markas (Kima), Kompi Bantuan (Kiban). Kompi Senapan disiapkan untuk operasi lapangan, dengan dukungan Kompi Bantuan.

        Persenjatan Kompi Bantuan lebih berat dari persenjataan Kipan, persenjataan Kipan terdiri dari Senjata Mesin Sedang (SMS), mitraliur, dan mortir.

BATALIYON

        Satuan dasar tempur di bawah Brigade atau Resimen yang terdiri dari suatu Markas, Kompi Markas dan beberapa Kompi (biasanya tiga Kompi) atau Baterai (istilah Kompi khusus untuk satuan Altileri).

        Khusus untuk Batalyon Infantri dapat merupakan bagian taktis dari suatu Brigade dan dapat juga berdiri sendiri dengan tugas taktis dan administrasi. Contoh Bataliyon Infanteri (Yonif) yang tergabung dalam Brigade Infanteri (Brigif), adalah Yonif 312/Kala Hitam (Subang), Yonif 310/Iklas Karya Utama (Sukabumi), dan Yonif 327/Brajawijaya (Cianjur), ketiganya berada di bawah komando Brigif 15/Kujang (bermarkas di Bandung).

        Yonif yang berstatus "BS" (Berdiri Sendiri), adalah Yonif yang tidak bergabung dalam Brigif, namun komandonya langsung dari Pangdam (setempat), karena biasanya Yonif tersebut adalah Yonif andalan, yang biasa disebut sebagai bataliyon pemukul Kodam. ContohYonif yang berstatus "BS", antara lain adalah Yonif 401/Banteng Raiders (Kodam IV/Diponegoro), Yonif 507/Sikatan (Kodam V/Brawijaya), Yonif Linud 733/Masariku (Kodam VIII/Trikora), Yonif Linud 100/Prajurit Setia (Kodam I/Bukit Barisan), dan lain-lain. Kategori lain adalah bataliyon yang di bawah komando Korem (Komando Resort Militer). Ini adalah kategori yang paling umum. Contoh Yonif 315/Garuda (di bawah Korem 061/Suryakencana, Bogor), Yonif 408/Subrastha (basis Kendal, di bawah Korem 073/Makutarama, Salatiga), Yonif 521 (basis Kediri, di bawah Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun), dan lain-lain.

        Jumlah personil Yonif kurang lebih 700 hingga 1000 orang, Batalyon biasanya dipimpin seorang Mayor (senior) atau Letnan Kolonel.

        Sedang untuk Bataliyon di luar infanteri, seperti Bataliyon Kavaleri (Yonkav), Bataliyon Artileri Medan (Yonarmed), Bataliyon Zeni Tempur (Yonzipur), Bataliyon Perbekalan dan Angkutan (Yonbekang), hitungan personelnya bukan sekadar orang per orang, namun jumlah kekuatan peralatannya dan anggota yang menjadi operator (awak) peralatan tersebut, misalnya Yonkav terdiri dari sekian tank atau sekian panser, Yonarmed terdiri dari sekian meriam, dan seterusnya. Jadi jumlah personelnya tidak sebanyak bataliyon infanteri biasa.

        Bataliyon artileri ada dua macam, sesuai fungsinya: Bataliyon Artileri Medan (sasaran darat) dan Bataliyon Artileri Pertahanan Udara (sasaran udara).

        Yonkav unsur persenjataan yang utama ada dua, yaitu tank dan panser. Ada Yonkav yang persenjataannya khusus panser atau khusus tank saja, atau gabungan antara keduanya. Contoh Yonkav yang persenjataannya hanya tank: Yonkav 1/Kostrad. Sedang khusus panser, contohnya Yonkav 7/Panser Khusus Kodam Jaya. Contoh yang gabungan: Yonkav 9/Serbu (Kodam Jaya), Yonkav 4/Serbu (Kodam III/Siliwangi). Yonkav yang berunsur gabungan panser dan tank, adalah bentuk yang paling umum.

BRIGADE

        Satuan tempur di atas Batalyon, dan di bawah Divisi yang merupakan satuan dasar tempur terdiri dari unsur-unsur tempur (biasanya tiga Batalyon), unsur-unsur bantuan tempur dan unsur-unsur bantuan administrasi.

        Brigade dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari komando yang lebih besar (Divisi).

        Jumlah kekuatan personelnya kurang lebih 3000 hingga 5000 personel.

        Karena merupakan satuan tempur yang relatif besar (gabungan tiga bataliyon), maka ketika operasi pada tingkat brigade, kesatuan tersebut bisa bergerak sendiri, lengkap dengan unsur Bantuan Tempur (Banpur) dan Bantuan Administrasi (Banmin) sendiri. Koordinasi Banpur dan Banmin berada di bawah unit tersendiri, yaitu Detesemen Markas, dipimpin seorang Dandema.

        Brigade Infanteri (Brigif) di lingkungan TNI ada beberapa macam, bisa berdasar garis komando, bisa berdasar kualifikasi. 

        Berdasar garis komando, ada Brigif yang berada di bawah :

        Kodam [Brigif yang berada di bawah Kodam hanya ada dua, yaitu Brigif 1/Jaya Sakti (Kodam Jaya) dan Brigif 15/Kujang (Kodam III/Siliwangi)]

        Kostrad [Brigif Linud 3 (Makassar), Brigif Linud 17/Kujang I (Jakarta), Brigif Linud 18/Trisula (Malang), Brigif 13/Galuh (Tasikmalaya), Brigif 9 (Jember), dan Brigif 6 (Solo)]

        Berdasar kualifikasi, ada Brigif Lintas Udara (linud), dan Brigif Lintas Medan (Brigif biasa).
         

RESIMEN

        Satuan militer di bawah Divisi yang terdiri dari beberapa Batalyon (biasanya 3 Batalyon).

        Resimen merupakan satuan dengan kesenjataan yang sejenis, misalnya Resimen Arteleri Medan, Resimen Arhanud.

        Resimen biasanya dipimpin seorang Kolonel.

        Unsur-unsur satuan di bawah Resimen, hampir sama dengan Brigade.

        Tampaknya TNI lebih cenderung memakai sistem Brigade. Itu terlihat tidak adanya lagi satuan yang memakai sebutan Resimen, setidaknya di lingkungan Angkatan Darat. Terakhir, mungkin kita masih ingat, satuan yang pernah memakai nama resimen, adalah Kopassus, saat masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

DIVISI

        Satuan tempur militer terbesar, dengan kekuatan penuh. Maksudnya secara operasional, memilki kesatuan kesatuan tempur, berikut unsur pendukungnya, yaitu bantuan tempur dan bantuan administrasi, yang berada dalam garis komando Divisi tersebut, jadi tidak perlu mendatangkan dari komando lain di luar Divisi. Seperti Divisi Infanteri yang ada di Indonesia.

        Angkatan Darat memiliki dua satuan setingkat Divisi, yang keduanya berada di bawah Kostrad, yaitu Divisi Infanteri 1 (markas di Cilodong, Bogor), dan Divisi Infanteri 2 (markas diSingosari, Malang). Divisi-divisi tersebut, selain memiliki unsur tempur sendiri (infanteri, kavaleri dan artileri), juga memiliki unsur bantuan tempur (Bataliyon Zeni, Bataliyon Perhubungan, dan Bataliyon Peralatan), dan unsur bantuan administrasi sendiri (perbekalan, angkutan, kesehatan, polisi militer, dll).

        Divisi biasanya dipimpin oleh seorang Mayor Jendral.

DETASEMEN

Ada beberapa pengertian istilah Detasemen :
Kesatuan yang terdiri dari pasukan atau kapal-kapal yang diambil dari kesatuan yang lebih besar dikirim untuk suatu tugas khusus. Untuk Angkatan Darat, bisa berupa kendaraan lapis baja, seperti Detasemen Kavaleri.
Kesatuan tetap yang berkekuatan kurang lebih sebesar Peleton hingga Kompi yang dibentuk untuk tugas-tugas tertentu. Contoh: Detasemen Intel (Denintel) Kostrad, Denintel Kodam, Denma Brigif, Detasemen Polisi Militer, dan Detasemen 81/Anti Teror Kopassus (sebelum dilikuidasi). Untuk kategori ini komandannya, perwira berpangkat Mayor atau Letkol.
Nama tingkat kesatuan untuk organisasi kemarkasan tingkat Komando Utama ke atas. Contoh: Detasemen Markas (Denma) Markas Besar Angkatan Darat, Denma Mabes TNI, dan Denma Makodam. Komandannya biasanya berpangkat Kolonel (untuk Mabes), atau Letkol (untuk Makodam).

AKIBAT TERKENA TIMAH PANAS DARI SEGI MEDIS

APA AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA PELURU MENGENAI TUBUH

DARI SEGI MEDIS DAN KESEHATAN

Ada 2 (dua)macam orang yang terkena Tembakan yaitu terkena Pantulan Peluru dan terkena peluru langsung tanpa adanya pantulan dari kedua macam jenis dan akibat yang di timbulkan sama-sama parah sebab ada beberapa hal yang mendasari opini tersebut dengan fakta yang berimbang:

Terkena Tembakan Peluru Pantul

Dalam peperangan orang yang banyak terkena tembakan pantulan adalah Masyarakat Umum dan sisanya para tentara disebabkan oleh Proyektil peluru di tembakkan dan mengenai benda seperti Beton, Besi yang sifatnya “Melawan”. Peluru akan memantul ke segala penjuru tergantung dari sudut mana proyektil datang. Akibat yang paling buruk terkena peluru pantulan adalah tertembaknya di bagian vital dan yang paling gawat adalah tanpa di duga datang dan arah tembakannya.


Terkena Tembakan Peluru Langsung

Terkena Tembakan Peluru Langsung bisa di katakan “50/50” kenapa diakatakan demikian. penembak (orang yang melakukan penembakan) biasanya tahu arah tujuan atau sasaran tembaknya di bandingkan dengan terkena tembakan peluru pantul (si penembak tidak tahu arah peluru yang di tembakkan jika tidak mengenai sasaran). Tembakan peluru langsung ini beruntung contoh dalam segi hukuman mati peluru yang di tujukan ke jantung adalah untuk menghindari rasa sakit yang berlebihan sebelum menemui “Ajal” dalam segi kriminal sangat menguntungkan bagi pelaku kriminal kenapa demikian ? orang yang melakukan perbuatan “kriminal” biasanya di tembak jika melakukan perlawanan atau melarikan diri saat terjadi pengejaran atau penyergapan. Dalam lingkungan polisi biasanya ada yang di sebut TEMBAKAN PERINGATAN tembakan peringatan ini ada 3 (tiga) kali tembakan, tembakan pertama dan kedua di arahkan ke atas atau udara sebagai penggertakan atau peringatan apabila tidak menghiraukan(tidak menyerah) tembakan yang ketiga di arahkan ke bagian yang sifatnya melumpuhkan, jika masih melawan di wajibkan menembak di bagian vital. tidak menutup kemungkinan jika tembakan di arahkan langsung ke bagian vital tanpa adanya tembakan peringatan karena faktor keselamatan yang sangat genting.

Terkena tembakan (peluru pantul atau peluru langsung) pada tubuh seseorang akan berakibat fatal karena jika peluru tadi mengenai organ-organ tubuh, atau mengenai persendian maka akan berakibat kematian dan kelumpuhan bagi yang terkena tambakan.

KENAPA ?

Orang yang terkena peluru haruslah segera diambil atau dioperasi (pembedahan) dikarenakan proyektil yang berada dalam tubuh sangat membahayakan karena mengandung beberapa zat-zat organik dan non organik yang bisa menyebabkan orang keracunan zat-zat yang ada dalam bubuk messiu. Biasanya orang mengambil proyektil peluru dengan mengunakan pembedahan langsung apabila yang terkena peluru di tempat yang sangat vital biasanya akan dilakukan operasi setelah pasien betul-betul pulih secara mental atau fisik dan tidak menutup kemungkinan jika langsung di lakukan operasi tergantung dari kondisi pasien dan pertimbangan para dokter ahli bedah.

BAGAIMANA RASANYA TERKENA PELURU ?

Apabila kita terkena peluru biasanya effek yang paling utama yang ditimbulkan adalah Mati rasa pada bagian yang terkena peluru, 2 menit kemudian kelumpuhan sementara jika di tembakkan pada bagian sendi dan rasa sakit yang luar biasa. Dalam Perang Dunia ada istilah penggunaan morfin yang membantu mengurangi rasa sakit yang luar biasa. Morfin yang di suntikkan ke tubuh akan bereaksi cepat dalam menghilangkan rasa sakit dan menenangkan penderita sehingga memudahkan dalam pengoperasian (pembedahan) pasien dalam situasi perang. Peluru juga menyebabkan kematian yang cukup singkat (tidak merasakan sakit yang terlalu lama dalam menunggu 'ajal' jika di tembakan di bagian “VITAL” seperti kepala dan area jantung dari faktor inilah diadakan REGU TEMBAK DALAM HUKUMAN MATI .

TITIK-TITIK

YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DAN KELUMPUHAN

Dalam segi medis ada beberapa bagian atau titik-titik rawan dan vital pada tubuh kita titik-titik yang menyebabkan kematian adalah : jantung dan kepala sedangkan titik-titik rawan atau yang menyebabkan kelumpuhan adalah Bagian sendi-sendi seperti bagian kaki dan tangan

Senjata dan Peluru

Untuk apakah sebenarnya senjata dan peluru-peluru itu dibuat?

Ada yang mengatakan untuk pertahanan sebuah negeri, membela tanah air, melawan musuh, dan lain sebagainya. Jawaban semacam itu tentu maklum, berarti dengan adanya senjata sebuah negara bisa aman dari ancaman musuh. Tanpa armada perang dengan persenjataan nan matang, sebuah negara tidak dipandang berdiri karena tidak memenuhi konsep sebuah negara merdeka. Untuk itu, setiap negara punya armada militer, punya senjata canggih, dan juga tentara berbadan tegap.

Namun, dibalik senjata yang diciptakan untuk keamanan, selalu saja ada kisah penembakan yang salah sasaran. Seperti terjadi di Surabaya tiga hari yang lalu: aparat keamanan yang sedianya mengejar pengedar narkoba, peluru yang ditumpahkan mengenai mahasiswi. Tragis, seseorang yang tidak bersalah, terkena imbas. Untung saja, nyawa si gadis tidak melayang karena tidak mengenai bagian vital. Dan akhirnya, mahasiswi tersebut dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Peluru, sebenarnya merupakan benda tidak bersalah. Senjata pun begitu. Tetapi kehadirannya merupakan ketidakamanan bagi yang lain, atau bahkan ancaman.

Mungkin pada awalnya, sang penemu senjata pertama berpikir, temuannya akan berguna untuk melindungi bangsa. Tetapi nyatanya, hal itu juga berarti bakal ada yang terbunuh membunuh. Sebagaimana peluru-peluru itu diproduksi, ini juga berarti akan ada kepala yang moncrot berlumuran darah. Dorr… tertembus oleh benda kecil berkekuatan penuh —nyawa melayang. Persis seperti film yang kemarin saya tonton.

Kemarin, saya baru saja menonton film tentang senjata, Lord of War. Film lawas. Film yang dibintangi oleh Nicolas Cage ini bercerita tentang perjalanan seorang pemasok peluru dan senjata gelap bernama Yuri Orlov. Dalam perjalanan karirnya, ia hanyalah sebagai penjual yang santun: memuaskan pembeli. Walaupun kadang-kadang, pembeli bersikap tidak menyenangkan, tetapi ia selalu berhasil memperoleh uang.

Pernah suatu ketika, setelah bertransaksi, ia dan adiknya, Vitaly, malah ditembaki pembeli. Uang berhasil transaksi pun berhamburan. Vitaly marah. Tetapi Yuri berhasil mencegah emosi adiknya itu. Ia sadar, bertransaksi senjata akan berisiko tinggi bagi keselamatan dirinya.

Film yang konon merupakan kisah nyata itu berkisah tentang perjalanan Yuri dengan senjata-senjata gelapnya keliling dunia, bertransaksi dengan para tentara, mafia, maupun pemberontak. Tak ayal, dari transaksi dengan berbagai kalangan itu membuat ia pandai dan berpengalaman.

Pernah suatu ketika, ketika membawa barang dagangan itu di atas kapal besar, beberapa kelompok patroli mencurigai bahwa kapal yang ditumpanginya memuat barang terlarang. Namun ia punya trik. Tanda kapal diubah namanya diganti menjadi lebih “bersahabat”. Ia pun lolos.

Setiap transaksi yang dilakukan Yuri hampir selalu berjalan mulus, sehingga menjadikan pemuda asal Ukraina itu sukses dan kaya. Ia pun kemudian mengadu nasib ke Amerika, menikah dengan seseorang yang ditemui di sebuah pantai. Beruntung, saat menginjakkan kaki ke Amerika, ternyata bisnis perdagangan senjata gelap sedang marak-maraknya.

Tapi, seperti pepatah bisnis, kesempatan meraih keuntungan tinggi selalu berbanding lurus dengan resiko yang akan dihadapi. Apalagi bisnis yang dijalankan Yuri, termasuk bisnis yang berbahaya.

Suatu hari, ia bersama adiknya kemudian bertransaksi dengan Andre Baptiste, seorang diktator berkulit gelap asal Liberia, Afrika. Di sebuah tempat berdebu, proses deal pembelian senjata dilakukan. Dari tempat itu, ketika proses deal Yuri dengan pihak pembeli, adik Yuri menyaksikan sebuah peristiwa yang menakutkan: seorang ibu dan anak dibantai menggunakan golok. Begitu kejam… Kemudian ia tahu, bahwa senjata itu akan digunakannya untuk membantai ibu-ibu dan anak-anak di suatu tenda.

Vitaly tak tega, satu truk berisi senjata ia ledakkan. Yuri kaget, karena peristiwa itu harus dibayar dengan nyawa adiknya sendiri.

Akankah proses jual beli senjata terus berjalan? Ia tahu bahwa dirinya tidak ada pilihan. Kalau diteruskan ia akan aman, walau nyawa adiknya tidak kembali. Kalau ia membatalkan, itu sama saja dengan kematian baginya.

Yuri, akhirnya terlacak oleh agen Interpol dan terancam hukuman penjara. Inilah hasil jerih payah yang selama ini telah ia bangun: kehilangan seluruhnya –ditinggal istri, anak-anak, dan adiknya tewas di tangan pembeli.

Pebisnis gelap, bagaimana pun adalah pebisnis gelap. Kecurangan dalam berbisnis kerap mewarnai setiap transaksi. Sebagaimana senjata, bagaimana pun tetap senjata. Di balik moncongnya —dengan alasan tidak konkret— untuk mempertahankan bangsa, nyatanya ia juga digunakan untuk tindak kriminal. Bisa juga, disalahgunakan untuk saling adu tembak antar aparat TNI-Polisi yang terjadi beberapa waktu lalu. Padahal, keduanya sama-sama mempunyai tugas yang serupa.

Nah, di zaman kemajuan dan penuh kebersamaan, apakah peluru dan senjata masih perlu untuk diproduksi kalau nyatanya untuk “hal-hal bodoh”?

ROMPI ANTI PELURU BUATAN INDONESIA

Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertahanan (Balitbang Dephan) berhasil melakukan ujicoba rompi tahan peluru level IV dan level IIIA.

Ujicoba dilaksanakan di lapangan uji tembak Dinas Litbang Angkatan Darat Batujajar Bandung, Rabu, yang disaksikan Kepala Litbang Dephan Prof Lilik Hendrajaya.

Rompi tahan peluru tersebut merupakan hasil pengembangan bersama antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Iptek Pertahanan Balitbang Dephan dengan Balai Besar Keramik Bandung dalam pembuatan pelat tahan peluru serta bekerja sama dengan CV Fajar Indah untuk pembuatan baju rompi tahan peluru level IIIA.

Dalam uji coba penembakan rompi level IV, dipergunakan jenis senjata SS-V1 dengan peluru 4TJ dan M16 dengan peluru 5TJ dengan jarak 25 meter.

Sedangkan uji coba penembakan rompi tahan peluru level IIIA digunakan pistol jenis FN dengan jarak 5 meter dan 6 Meter.

Uji coba juga dilakukan dalam kondisi basah yang telah memenuhi persyaratan taktis yaitu tahan terhadap tembakan senapan laras panjang kaliber 5,56 milimeter serta tahan tusukan dan bacokan.

"Dengan keberhasilan uji coba rompi tahan peluru tersebut, diharapkan TNI dapat mengurangi ketergantungan dalam hal pengadaan barang sejenis dari negara luar dan mampu mendorong pertumbuhan produksi strategis," kata Kepala Litbang Dephan Prof Lilik Hendrajaya.

Ia mengatakan penelitian dan pembuatan rompi tahan peluru ini bertujuan pula memenuhi tuntutan kebutuhan pertahanan dalam menghadapi era globalisasi yakni meningkatkan fasilitas penunjang perlengkapan TNI.

Selain itu, penelitian dalam pembuatan rompi tahan peluru ini, juga dimaksudkan untuk membuat prototipe rompi tahan peluru level IV yang memenuhi syarat-syarat tipe dan standar ergonomis TNI untuk kepentingan pertahanan negara.

Harga masing-masing rompi tersebut yaitu 350 dolar Amerika untuk rompi level IIIA dan 510 dolar Amerika untuk rompi level IV, sedangkan untuk platnya dijual dengan harga 160 dolar Amerika.

Hadir pada uji coba tersebut, Iptekhan Dephan Marsekal Pertama Eddy Priyono, Para kepala dinas Litbang TNI masing-masing angkatan, Mabes TNI, BUMN Strategis (BUMNIS) seperti PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.

P E T R U S (Penembak Misterius)

ORDE BARU

Dalam sejarah Indonesia Orde Baru, Militer secara "tersembunyi" pernah menyatakan perang terhadap kejahatan, yang semestinya merupakan urusan polisi dan lembaga-lembaga peradilan. Pernyataan itu muncul dalam bentuk pembinasaan para pelaku atau yang disangka sebagai palaku, tindakan kejahatan Pembinasaan "Tersembunyi" yang berlangsung dari awal 1983 hingga awal 1985, yang konon menelan  lebih dari 10.000 jiwa, ini lazim disebut Penembak(an) misterius" ("Petrus")
Pada tahun 1983 ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot tajam akibat dari berakhirnya bonaza minyak sementara arus migrasi ke kota-kota besar semakin meningkat, angka pengangguran di perkotaan menjadi cukup tinggi. Kondisi sosial ekonomi semacam ini merupakan faktor utama meningkatnya angka kejahatan di perkotaan. kriminalitas yang terjadi pada waktu itu yang bentuknya semakin mengarah pada kejahatan dengan kekerasan, semakin meresahkan masyarakat. Rasa tidak aman kia merasuk dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kota-kota besar. Mungkin karena dihadapkan situasi yang demikian inilah, masyarakat menyambut PETRUS secara positif dengan kata lain , ada semacam dukungan publik terhadap PETRUS dan dampak nyata dari PETRUS ini menurunnya angka kejahatan dan semakin pulihnya kembali rasa aman. jadi PETRUS ini mendapat semacam legitimasi sosial di masyarakat.

AKHIR ORDE BARU
Kecaman-kecaman dari berbagai pihak bermunculan akibat "PETRUS" mulai dari Pengacara senior seperti Adnan Buyung Nasution, T Mulya Lubis dan lain-lain yang memandang gajala atas PETRUS bertentangan dengan azas-azas hukum, dan jika dibiarkan akan menghambat proses pembangunan itu sendiri dari sudut pandang inilah mereka menyerukan agar "Petrus" dihentikan, kecaman-kecaman lain juga berdatangan untuk menentang PETRUS mulai dari DPR, khususnya dari anggota Komisi III (yang mengurusi masalah-masalah hukum), selain dari kalangan di dalam negeri kecaman terhadap "PETRUS"  juga datang dari luar negeri. Misalnya, Protes keras dari Pemerintah AS, Jerman Barat, Belanda, Kanada, Inggris Vatikan, Australia, dan sebagainya.

yang di pertanyakan disini adalah AKANKAH DI ERA SEKARANG INI PETRUS DI JALANKAN KEMBALI untuk menetralkan kembali kejahatan-kejahatan yang sudah menggerogoti bangsa ini seperti KORUPSI, PEMBABATAN HUTAN, PENJUALAN MANUSIA, PERAMPOKAN beserta kekerasan dan lain-lain yang bersifat KEJAHATAN yang sudah terlampau MERAJALELA dan hilangnya "KETAKUTAN" bagi para "PENJAHAT" untuk berbuat kejahatan yang sudah meresahkan Masyarakat .............................?